INJIL
.co
christian
online
Injil

Hermeneutik/Prinsip Khusus

Dari Injil

Langsung ke: navigasi, cari


Pengantar ke dalam Hermeneutik Alkitabiah

Prinsip-prinsip Penafsiran Alkitab yang Bertanggungjawab


Buku "Pengantar ke dalam Hermeneutik Alkitabiah" ini berisi prinsip-prinsip penafsiran Alkitab yang bertanggung jawab. - YLSA -

Pengantar ke dalam
Hermeneutik Alkitabiah

Daftar Isi
Kata Pengantar

Bab I Pendahuluan
Bab II Alat-Alat Bantu Hermeneutik
Bab III Hermeneutik Dalam Sejarah
Bab IV Prinsip-Prinsip Hermeneutik
Bab V. Prinsip-Prinsip Umum
Bab VI Prinsip-Prinsip Khusus
Bab VII Pendekatan Hermeneutik
Bab VIII Penutup
Daftar Kepustakaan

Cetak halaman ini | Facebook | Twitter

Penyusun:

Dra. Yulia Oeniyati Buffet, M.Th.

Untuk penggandaan buku ini mohon kesediaannya meminta ijin kepada penyusun buku.

© Yulia Oeniyati Buffet

1997, 1999, 2001

Pengantar ke dalam Hermeneutik Alkitabiah; Prinsip-prinsip Penafsiran Yang Bertanggungjawab

E-mail: <yulia(at)in-christ.net>

Kotak Pos 25/SLONS

Surakarta, 57135



Pengantar ke dalam Hermeneutik Alkitabiah -- Bab VI

Bab VI

PRINSIP-PRINSIP HERMENEUTIK KHUSUS

Prinsip-prinsip khusus apakah yang perlu dipelajari?Bagaimana menggunakannya?

PENJELASAN TENTANG PRINSIP-PRINSIP HERMENEUTIK KHUSUS

Selain prinsip-prinsip umum, ada prinsip-prinsip khusus yang dapat menolong penafsir memberikan perhatian khusus pada jenis-jenis karya sastra yang dipakai dalam Alkitab. Prinsip-prinsip khusus tsb. adalah sbb.:

  1. MEMPALAJARI KATA-KATA KIASAN DAN GAYA BAHASA.
    Kata Kiasan/Gaya Bahasa adalah kata atau ungkapan yang digunakan untuk mengkomunikasikan sesuatu yang tidak untuk arti harafiahnya (sesungguhnya). Walaupun kata-kata kiasan itu tidak membawa arti kata harafiahnya, tetapi mengungkapkan suatu berita kebenaran tertentu dengan cara yang lebih menarik. Dalam Alkitab kita menemui banyak kata-kata kiasan yang dipakai. Untuk itu kita perlu mengerti bentuk kata-kata kiasan bagaimana yang dipakai supaya tidak salah menafsirkan beritanya.

    1. Metafora. Artinya: membandingkan dua hal yang mempunyai arti yang berlainan.
      Contoh: "Akulah roti hidup;" {Joh 6:35}

    2. Simili. Artinya: membandingkan dua hal yang berlainan memakai kata "seperti".
      Contoh: "Aku akan seperti embun bagi Israel,..." {Ho 14:6}

    3. Sinekdot. Artinya: bagian yang mewakili keseluruhan, atau sebaliknya.
      Contoh: "semua penduduk Yerusalem" {Mr 1:5}

    4. Antromorf. Artinya: berbicara kepada benda mati yang diperlakukan sebagai manusia.
      Contoh: "Hai mezbah, hai mezbah" {1Ki 13:2}

    5. Personifikasi. Artinya: berbicara mengenai benda yang tidak hidup menjadi seolah-olah hidup. Contoh: "Biarlah sungai-sungai bertepuk tangan." {Ps 98:8}

    6. Hiperbole. Artinya: pernyataan yang dilebih-lebihkan.
      Contoh: "Air mataku berlinang seperti aliran air." {Ps 119:136}

    7. Interogasi. Artinya: bentuk pertanyaan, yang jawabannya sudah diharapkan oleh si penanya.
      Contoh: "Apakah anak manusia, sehingga Engkau mengindahkannya?" {Ps 8:4}

    8. Ironi. Artinya: berlawanan dengan arti yang sebenarnya.
      Contoh: "bersama-sama kamu hikmat akan mati" {Job 12:2}

    Petunjuk mempelajari kata-kata kiasan/gaya bahasa:

    1. Kata-kata kiasan yang digunakan biasanya cukup mudah ditemukan.
    2. Analisa kata-kata tsb. dan tempatkan pada konteksnya.

  2. MEMAHAMI BENTUK SIMBOL-SIMBOL.
    Lambang/simboldiartikan sebagai penambahan arti pada arti biasa yang sudah ada (diketahui umum). Alkitab menggunakan banyak lambang/simbol untuk mengungkapkan kebenaran atau justru menyembunyikannya. Kata-kata lambang itu bisa berupa orang, nama, benda, warna, nomor dll. Dan sering kali Alkitab tidak memberikan arti terhadap simbol-simbol itu dan pembacalah yang harus menemukannya. Itu sebabnya penafsir harus hati-hati untuk bijaksana menentukan apakah simbol itu betul-betul dimaksudkan oleh Alkitab atau tidak. Contoh: baptisan, perjamuan kudus dll.

    Beberapa petunjuk untuk menafsirkan simbol:

    1. Pelajari cara Alkitab sendiri menafsirkan simbol.
    2. Kalau itu benda, maka kualitas/sifat benda tsb. bisa menjadi petunjuk arti yang dimaksud.
    3. Pelajari konteksnya karena penting untuk membantu menentukan arti yang dimaksud. Benda atau objek yang sama bisa memberikan simbol arti yang berbeda, maka perlu melihat konteksnya.
    4. Hindari berspekulasi. Kalau Alkitab tidak memberikan petunjuk maka tidak perlu mereka-reka.

  3. MEMAHAMI BENTUK GAMBARAN/TIPE.
    Gambaran dalam Alkitab menunjukkan aspek-aspek dari kebenaran Alkitab yang sangat indah dan berharga untuk kita ketahui.

    Gambaran-gambaran itu biasanya memiliki sifat sbb.:

    1. Mempunyai maksud ilahi. Gambaran bisa ditentukan kepastiannya kalau diparalelkan dengan PB. Tapi kalau tidak disebutkan dalam PB, maka berarti harus hati-hati.
    2. Gambaran adalah bayang-bayang dari kebenaran yang akan diungkapkan, oleh karena itu penggambaran dalam PL akan digenapkan dalam PB.
    3. Bagaimana bila gambaran tertentu itu tidak disebutkan dalam PB. Dalam hal ini para teolog berbeda pendapat:
      Pertama: Semua gambaran harus mempunyai paralel dalam PB, kalau tidak berarti tidak perlu dicari artinya.
      Kedua: Semua hal dalam PL merupakan gambaran dari apa yang akan datang (PB). Jadi pasti harus dicari artinya.
      Contoh: Imam Besar PL adalah gambaran dari Kristus dalam PB (Le 9:7 menunjuk kepada Heb 5:3).

  4. MEMPELAJARI TUJUAN PERUMPAMAAN DAN ALEGORI.
    Perumpamaan biasanya diartikan sebagai sebuah cerita yang mengandung kebenaran hidup tetapi tidak sungguh-sungguh terjadi (tidak ada nilai sejarah) dan diceritakan dengan maksud untuk memberikan kebenaran moral atau rohani. (bisa disebut sebagai perpanjangan dari simili karena mengandung suatu perbandingan). Perumpamaan banyak terdapat dalam Injil-injil Sinoptik. Ada beberapa motif mengapa Yesus memberikan perumpamaan. Kadang untuk menjawab pertanyaan, kadang untuk ilustrasi kotbah, kadang untuk membungkam perdebatan dll.
  5. Petunjuk untuk memahami perumpamaan:

    1. Perumpamaan biasanya mempunyai satu pesan/berita/tujuan. Jadi kita tidak perlu mengartikan semua detailnya dengan arti rohani. Yang penting temukan tujuan utamanya (inti berita yang akan disampaikan).
    2. Pikirkan arti harafiahnya ketika pertama membaca perumpamaan. Karena perumpamaan biasanya terdiri dari 3 unsur: Situasi, Cerita, dan Aplikasi, maka kalau sulit mengerti artinya, pikirkan situasinya (latar belakang budaya atau sejarahnya), lalu tujuan aplikasinya.
    3. Periksa arti perumpamaan itu dengan pengajaran langsung dari Alkitab.

    Alegori hampir sama dengan perumpamaan. Alegori bisa disebut sebagai perpanjangan dari metafora. Yesus kadang menggunakan metode alegori dalam menyampaikan pengajaranNya (Joh 10 dan Joh 15), tetapi artinya cukup jelas karena Yesus sendiri biasanya menjelaskan artinya.

  6. MEMPELAJARI BENTUK IDIOM-IDIOM BAHASA IBRANI. Idiom adalah ungkapan yang hanya khusus dipakai oleh bahasa tertentu. Idiom sering sama dengan pemakaian gaya bahasa (kata kiasan), tetapi karena kekhususan cara berpikir dalam bahasa Ibrani maka hal ini dibedakan. Kesulitan utama untuk mengerti idiom bahasa Ibrani Alkitab (PL dan PB) adalah kebanyakan pembaca tidak memahami latar belakang budaya Ibrani:

    1. Antrophomorfisme. Artinya mengambil bentuk manusia. Dalam Alkitab banyak dipakai khususnya untuk berbicara tentang Allah. Perlu diperhatikan bahwa seringkali arti kata-kata tsb. bukan menunjuk kepada arti harafiahnya. Contoh: "tanganNya yang kuat.." {De 11:2}
    2. Mengabsolutkan yang relatif. Menyebut sesuatu yang relatif dengan cara yang absolut. Contoh: "Jikalau seseorang tidak datang kepadaKu dan ia tidak membenci bapanya, ibunya...". {Lu 14:26}
    3. Merelatifkan yang absolut. Menyebut sesuatu yang absolut dengan cara yang relatif. Contoh: "Pada waktu penghakiman, orang-orang Niniwe akan bangkit bersama angkatan ini dan mereka akan menghukumnya.". {Lu 11:32}
    4. "Anak dari.........".Menyebutkan arti lain dari arti harafiahnya. Contoh: "anak Daud" artinya keturunan Daud.

  7. MEMPELAJARI BENTUK PUISI.
    Puisi adalah alat pengekspresi perasaan dan pikiran manusia yang paling dalam. Bentuk sastra Ibrani biasanya ditandai dengan struktur baris tertentu yang disebut paralelisme, namun tidak bersajak. Dalam Alkitab cukup banyak dijumpai bentuk-bentuk tulisan puisi; misalnya: Nyanyian perang, {Ex 17:16} Nyanyian Cinta (Kidung Agung), Ratapan (beberapa bagian kitab Mazmur dan Kitab Ratapan), Nyanyian Pujian (Beberapa bagian kitab Mazmur, Nyanyian Maria), Ucapan Hikmat/Pengajaran (beberapa bagian Kitab Mazmur).

    Bentuk-bentuk Paralelisme yang sering dijumpai adalah:

    1. Paralel Sinonim (mengandung ide yang searti), mis: Ps 24:3.
    2. Paralel Antitesis (mengandung ide yang bertentangan), mis: Ps 37:9
    3. Paralel Sintesis (mengandung ide yang terpadu), mis Ps 35:1-2
  8. MEMPELAJARI NUBUAT.
    Nubuatan adalah salah satu bentuk sastra yang mungkin paling sulit untuk ditafsirkan sehingga paling banyak disalah-tafsirkan. Dari banyaknya jumlah nubuatan yang ada di Alkitab, maka sangat perlu kita memberi perhatian dalam menafsir. Ciri/karakteristik nubuatan: biasanya menggunakan gaya bahasa/kata kiasan, sehingga artinya tidak jelas. Kata kerja yang digunakan adalah bentuk-bentuk keakanan dan penggenapannya adalah untuk waktu yang akan datang (bisa waktu dekat atau jauh), dan jelas memiliki perspektif nubuatan dengan bersyarat atau tidak bersyarat.

    Nubuatan dibedakan dalam beberapa macam:

    1. Nubuatan yang akan terjadi langsung saat dikatakan
      Contoh: "Aku akan mengeraskan hati Firaun" {Ex 14:4}
    2. Nubuatan PL yang digenapi kemudian pada masa PL
      Contoh: 1Ki 16:34 Jos 6:26 1Ki 16:34
    3. Nubuatan PL yang digenapi kemudian pada masa PB
      Contoh: Nubuatan-nubuatan tentang Mesias.
    4. Nubuatan PB yang digenapi kemudian pada masa PB
      Contoh: Mr 13:2
    5. Nubuatan PL dan PB yang belum digenapi
      Contoh: Kedatangan Kristus yang kedua kali.
  9. MEMPELAJARI DOKTRIN.
    Pengajaran/Doktrindiartikan sebagai suatu prinsip kebenaran yang berisi pokok-pokok iman yang diajarkan oleh Alkitab yang telah disusun secara sistematis. Alkitab adalah sumber dari semua doktrin Kristen yang Tuhan ingin ajarkan kepada kita. Doktrin-doktrin Alkitab mempunyai satu kesatuan yang utuh, oleh karena itu tidak mungkin mengajarkan kebenaran yang saling bertentangan satu dengan yang lain, walaupun ada kemungkinan terdapat kebenaran yang bersifat paradoks.

    Petunjuk untuk menafsir doktrin

    1. Dasarkan penafsiran doktrin pada pernyataan-pernyataan yang jelas arti harafiahnya dan bukan berdasar dari kata-kata kiasan atau yang tidak jelas.
    2. Dasarkan doktrin pada perikop-perikop (konteks) yang bersifat didaktik (pengajaran) bukan sejarah.
    3. Dasarkan doktrin pada seluruh kebenaran Alkitab, tidak cukup kalau hanya sebagian kebenaran dan jangan merumuskannya dari kebenaran yang tidak disebutkan dalam Alkitab.
    4. Pakailah semua prinsip-prinisp umum Hermeneutik untuk menafsirkan doktrin, khususnya studi kata.
    5. Hindarkan unsur-unsur spekulasi dalam menafsirkan doktrin.

Sumber Bacaan:

  1. Alan D. Cox, Penafsiran Alkitab - (Hal. 31-41)
  2. Hasan Sutanto, Hermeneutik; Prinsip dan Metode - (Hal.245-334)
  3. Ensiklopedia Alkitab Masa Kini - (Hal. 435-436)
  4. Don L. Fisher, Pra Hermeneutik - (Hal. 34-100)
  5. Pdt. Ichwei, 8 Prinsip Tafsir Alkitab - (Hal. 43-47)
  6. T. Norton Sterrett, How to Understand Your Bible - (Hal. 93-156)